Senin, 15 November 2010

Mesin Pesawat Trike Berhasil Dievakuasi

Sempat Ada Selebaran tentang Imbalan Bagi Penemu Pertama
GARUT, (PR).-
Tim gabungan berhasil mengevakuasi mesin pesawat trike nomor penerbangan PKS 135 yang dikemudikan dr. Noto Cipto Nartomo (56) dan Moch. Panji Gunawan (31) dari Blok Karasak Gunung Sodong Abik, Kp. Cileunca, Desa Sukajaya Kec. Cisewu, Selasa (10/8).
Mesin pesawat dalam kondisi bekas terbakar, sedangkan rangka terpisah dan berserakan di sekitar jenazah Noto dan Panji yang dievakuasi pada Senin (9/8).
Demikian diungkapkan Komandan Rayon Militer (Danramil) Cisewu Letnan, Satu R. Hasibuan, Selasa (10/8). "Semula, kami mau evakuasi mesin pesawat berbarengan dengan jenazah. Namun, kemarin (Senin-red.)i cuaca sangat buruk karena turun hujan dan kabut tebal. Petugas kewalahan saat akan mengangkut mesin pesawat, sehingga kami putuskan untuk mengangkut sekarang," katanya.
Seperti diberitakan sebelumnya, dr. Noto Cipto Nartomo (56) dan Moch. Panji Gunawan (31) yang hilang sejak 4 Juli 2010, ditemukan dalam kondisi tewas terbakar dan dievakuasi dari Blok Karasak Gunung Sodong Abik, Kp. Cileunca, Desa Sukajaya, Kec. Cisewu, Senin (9/8).
Rangka pesawat trike nomor penerbangan PKS 135 yang dikemudikan dr. Noto Cipto pun ditemukan tidak jauh dari lokasi penemuan kedua jenazah.
Tim gabungan yang terdiri atas tim SAR, TNI AU, Kodim 0611/Garut, Polres Garut, Perhutani Garut, dan masyarakat setempat mulai melakukan evakuasi pada pukul 6.00 WIB.
Dari Kantor Desa Sukajaya sebagai posko evakuasi, mereka berangkat menggunakanmobil khusus dengan memakan waktu selama dua jam untuk sampai ke Kp. Cileunca. Perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki selama lima jam menuju hutan di petak 107 A Blok Karasak RPH Kan-cana BKPH Cileuleuy sebagai lokasi penemuan jenazah Noto dan Panji.
Imbalan
Menurut petugas Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Garut, Basman (51) sebagai penemu jenazah dan bangkai pesawat, di areal sekitar pesawat dan jenazah tidak banyak dahan pohon yang terbakar.
"Sepertinya, pesawat langsung merangsek masuk di antara dedaunan yang lebat dan terbakar pada bagian mesin. Oleh karena itu, kedua jenazah juga ditemukan dalam kondisi" terbakar dan hampir tidak bisadikenali," ujarnya.
Basman mengaku, dia melihat bekas cakaran binatang buas di sekitar pohon dan mesin pesawat. Saat dia pertama kali datang ke lokasi tersebut pada Minggu (7/8), mesin dalam keadaan menempel di dekat pohon.
"Waktu ke sana lagi, mesin sudah bergeser dari dekat pohon dan posisinya sudah berubah. Selain itu, ditemukan bekas cakaran atau goresan pada permukaan mesin yang terbakar. Mungkin ada binatang buas yang mendekati mesin dan jenazah sebelum dievakuasi," ucapnya.
Pekan lalu, warga di sekitar Kec. Cisewu dan Kec. Talegong mendapat selebaran yang dijatuhkan dari arah pesawat yang melintas ke kawasan tersebut. Isinya menyatakan,penemu Noto dan Panji akan diberi imbalan sebesar Rp 15 juta oleh Lanud Sulaiman Bandung atas nama Kapt. Budi.
"Saya juga tidak tahu apakah itu benar atau tidak. Yang jelas, saya mencari tidak ada niat apa pun, cuma ingin menolong keduanya. Alhamdulillah ketemu, kalau memang ada hadiah atau imbalan buat saya ya alhamdulillah juga," katanya.
Basman melakukan pencarian bersama anaknya Jajang Nurjaman (23), Ade Hilman (30), dan Iyus (40) dari kediaman mereka di Kp. Ran-caringgih RT 4 RW 9 Desa Sukarame, Kec. Caringin. Namun, Basman mengaku kebingungan ke mana harus menagih jika memang imbalan tersebut disediakan bagi penemu bangkai pesawat dan kedua jenazah tersebut. (A-is8)**


http//bataviaase.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar