Senin, 15 November 2010



 
Jum'at, 05 November 2010 , 04:44:00
 
CECERAN MESIN PESAWAT: Serpihan pesawat milik maskapai Qantas Airways A-380 saat berada di Mapolsekta Batam Kota. JPNN/RADAR BEKASI
JAKARTA - Warga Batam, Riau, kemarin dikejutkan dengan berjatuhannya benda-benda logam berukuran besar dari atas langit. Serpihan itu ternyata bagian dari pesawat Airbus A380 milik maskapai Qantas Airways yang mengalami kerusakan sesaat setelah terbang dari bandara Changi, Singapura.

Menteri Perhubungan, Freddy Numberi meminta agar maskapai asal Australia itu bertanggung jawab serta mengganti semua kerugian yang diderita warga akibat insiden tersebut.

Dia mempersilahkan warga agar melaporkan bentuk kerugian yang diderita. "Warga Batam yang dirugikan harus melapor ke pihak terkait, kita akan minta Qantas untuk mengganti itu semua," ujar Freddy dikantornya kemarin.

Dari Batam dilaporkan ratusan serpihan pesawat terbang Qantas jatuh di sekitar persimpangan Kara, Kecamatan Batam Kota, Kamis sekitar jam 09.15 WIB.

Serpihan terdiri atas berbagai macam ukuran bagian pesawat. Di sekitar Persimpangan Kara sampai ke perumahan Center Park ditemukan serpihan yang besarnya sekitar satu meter menyerupai pintu pesawat.

Freddy mengungkapkan, serpihan pesawat superjumbo itu jatuh sesaat, atau sekitar lima menit setelah lepas landas dari Bandara Changi, Singapura.

Pesawat dengan empat mesin tersebut terbang dengan rute London-Singapura-Australia. "Salah satu mesinnya, yang sebelah kiri mengalami masalah sehingga ada yang terlepas saat di udara," kata dia.

Mengetahui terjadi masalah, pilot tersebut lantas memutuskan untuk kembali (Return To Base/RTB) ke Bandara Changi, Singapura. Sebelum turun, pilot membuang bahan bakar di udara sebagai prosedur pendaratan darurat.

Pesawat akhirnya mendarat secara dramatis pukul 10.46 WIB. "Sempat satu setengah jam di udara untuk membuang bahan bakar, dan persiapan (penyelamatan) di bawah," tambahnya.

Saat kejadian, lanjut Freddy, pesawat masih berada dalam wilayah tanggung jawab pemanduan udara bandara Changi, Singapura. Jumlah penumpang pada saat itu sebanyak 469 orang.

Hingga saat ini belum ada informasi mengenai warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi penumpang di dalam pesawat itu. "Yang pasti semuanya selamat," tukasnya. "Dengan begitu, pihaknya menyangkal jika ada pemberitaan yang mengatakan bahwa pesawat tersebut meledak di wilayah udara Indonesia.

Hingga kini belum diketahui penyebab kerusakan pada bagian mesin pesawat Airbus 830 tersebut. "Investigasi terhadap penyebab kerusakan pesawat itu akan dilakukan oleh pihak Singapura dan Australia," tuturnya.

Freddy menjelaskan, pesawat dengan nomor penerbangan QF32 dan merupakan Airbus A380-800 buatan tahun 2008. Dengan begitu bisa bisa dikategorikan sebagai pesawat baru yang minim potensi kerusakannya.

Bahkan, dia mengaku rusaknya pesawat jenis itu merupakan yang pertama kalinya di Indonesia. "Investigasi menyeluruh pasti dilakukan oleh Qantas akibat kejadian ini," sambungnya.

Dia menegaskan, pemerintah Indonesia akan ikut membantu investigasi insiden tersebut dengan cara mengumpulkan serpihan mesin Qantas untuk selanjutnya diserahkan kepada manajemen Qantas.

Freddy mengaku salut dengan aksi penyelamatan penumpang yang sukses. "Ini bisa menjadi bahan evaluasi bagi maskapai penerbangan Indonesia jika mengalami masalah serupa," jelasnya.
 
 
http//radar-bekasi.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar