Kamis, 09 Desember 2010

 

Lebih Selektif Terhadap Zat Pewarna Makanan

Oleh: AnneAhira.com Content Team
  ( 2 )   |   Jumlah komentar: 0
SHARE :   Facebook     Twitter     Blogger     Wordpress

Siapa pun di dunia ini pasti ingin hidup sehat dan terbebas dari berbagai macam penyakit. Namun demikian menjumpai bahan makanan tanpa adanya zat pewarna makanan dan zat tambahan (aditif) tidaklah mudah. Apalagi di era yang serba modern, yang cepat dan instan seperti saat ini.
Makanan dan minuman yang beraneka ragam, dipromosikan melalui iklan di media, berkemas mewah dan bermerek internasional seakan menjadi jaminan kesehatan bagi para penikmatnya. Padahal, kesehatan manusia tidak ditunjang dengan nama besar produk atau kemasannya, namun tergantung pemilik tubuh yang menjaga dan memeliharanya.
Salah satu zat aditif yang saat ini menjadi perhatian adalah zat pewarna makanan. Zat ini memang sengaja ditambahkan ke dalam makanan atau minuman. Selain menambah selera, juga untuk memberikan kesan bahwa makanan atau minuman tersebut sedap dipandang dan nikmat bila dikonsumsi, khususnya bagi anak-anak, yang memang senang dengan makanan atau minuman yang berwarna-warni.
Masalah kesehatan kemudian akan timbul, jika seseorang hanya terkonsentrasi pada tampilan makanan tanpa mempedulikan nilai nutrisi yang terkandung dalam makanan tersebut. Apalagi jika makanan tersebut memiliki zat pewarna makanan yang bisa mengakibatkan gangguan kesehatan. Maka mulai saat ini, kita harus selektif terhadap zat pewarna makanan yang kita konsumsi.
Selektif Itu Harus
Bahan pewarna makanan memang terbagi menjadi bahan alami dan buatan atau kimia. Untuk pewarna alami dapat diekstrak atau diperoleh dari tanaman yang memang mengandung zat pewarna tersebut. Misalnya warna kuning, bisa kita peroleh dari wortel yang mengandung karotenoid. Hijau dari daun pandan yang mengandung klorofil.
Adapun pewarna buatan atau sintetis, contohnya adalah Sunsetyellow FCF yang memberi warna oranye, Carmoisine untuk pemberi warna merah, Brilliant Blue FCF pewarna biru, serta Tartrazine yang memberi warna kuning. Baik pewarna alami maupun pewarna buatan, keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Untuk pewarna alami, zat ini aman dikonsumsi oleh tubuh manusia, karena merupakan bahan organik. Namun kelemahannya, zat ini tidak tahan lama. Pewarna alami mudah pudar dalam kondisi panas, asam maupun basa. Sehingga tampilan makanan yang menggunakan pewarna alami biasaya tidak secerah warna makanan dengan pewarna sintetis.
Pewarna buatan, komposisinya lebih stabil. Pewarna buatan atau sintetis memiliki daya tahan terhadap panas lebih tinggi dibandingkan pewarna alami. Namun kekurangannya, zat pewarna buatan akan membahayakan kesehatan manusia apabila dikonsumsi melebih batas pemakaian yang diperbolehkan.
Jim Stevenson, profesor Universitas Southampton mempublikasikan hasil penelitian yang menyebutkan bahwa anak-anak yang diberi minuman dengan pewarna makanan (buatan) dan pengawet tertentu, lebih hiperaktif dibandingkan anak yang tidak diberi makanan dengan zat pewarna buatan. Perlu diketahui bahwa di Amerika Serikat, masalah hiperaktifi tergolong masalah kejiwaan yang serius dan harus diatasi dengan segera, karena berhubungan dengan otak dan aktivitas berpikir manusia.
Zat Pewarna Berbahaya dan Dilarang
Selain zat pewarna buatan yang bisa mengganggu kesehatan manusia bila dikonsumsi melebihi batas, di negeri kita juga seringkali ditemui makanan atau minuman yang menggunakan bahan pewarna yang dilarang oleh Permenkes 722/MenKes/Per/VI/88.
Bahan-bahan pewarna tersebut diantaranya Rhodamine-B yang dicampurkan ke dalam daging, saus tomat, maupun terasi. Padahal sebenarnya, pewarna tersebut digunakan untuk industri tekstil. Bila Rhodamine-B dikonsumsi, akibatnya akan fatal. Dalam jangka panjang akan terjadi kerusakan organ hati dan ginjal, hingga menyebabkan kanker.
Cara Selektif
Untuk menghindari konsumsi zat pewarna makanan yang berlebih atau pewarna makanan yang dilarang, berikut beberapa langkah yang bisa ditempuh.
  • Biasakan membuat makanan dengan mandiri di rumah dengan menggunakan bahan-bahan yang alami.
  • Jika Anda membeli makanan dan minuman dalam kemasan, perhatikan bahan-bahan penyusun makanan atau minuman yang akan Anda beli, pastikan ada label izin dari Badan Pengawa Obat dan Makanan (BPOM).
  • Untuk bahan makanan yang dibeli di pasar tradisional atau tanpa kemasan khusus, biasakan memilih makanan yang warnanya tidak terlalu mencolok dan bewarna-warni. 
  • Hindari memilih makanan yang apabila dipegang, warnanya menempel dengan kuat di tangan Anda meski sudah dibasuh dengan air, karena kemungkinan makanan tersebut mengandung zat pewarna tekstil.
Mulai saat ini, berhati-hatilah, karena kesehatan Anda ada di tangan Anda.

http//www.anneahira.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar