Selasa, 28 Desember 2010

MSG dan Zat Berbahaya dalam Jajanan Anak-anak

 
i
 
13 Votes
Quantcast
Dalam Islam, kita disuruh bukan hanya memakan makanan yang halal, tapi juga makanan yang baik. Halaalan Thoyyiban. Halal dan baik:
”Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezki yang telah diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah.” [An Nahl:114]
Artinya selain tidak memakan yang haram seperti daging babi atau minuman keras, kita juga harus makan makanan yang baik. Artinya tidak basi atau berbahaya bagi tubuh kita. Makanan tersebut harus bergizi dan baik bagi tubuh kita.
Jika anda mempunyai anak, terutama Balita, maka anda harus mewaspadai makanan apa yang mereka makan. Jangan biarkan anak anda makan makanan kemasan yang mengandung pengawet, msg, pewarna buatan, perasa buatan, apalagi pemanis buatan. Jika perlu, anda coba makanannya untuk mengetahui apakah makanan tersebut aman bagi anak anda. Banyak produsen yang menggunakan zat berbahaya seperti formalin, kalsium benzoat, sulfur dioksida, kalium asetat, asam sorbat untuk pengawet makanan. Padahal zat-zat tersebut bisa merusak ginjal dan menyebabkan kanker.
Tidak jarang makanan tersebut seperti Chiki dan Taro sangat gurih dan terasa bumbunya sehingga anak-anak ketagihan dan memakannya hampir setiap hari. Padahal bumbu tersebut  umumnya mengandung zat yang berbahaya MSG yang bisa mengakibatkan radang tenggorokan, gangguan otak, gangguan ginjal, mual, dan sebagainya.
Khusus mengenai pemanis buatan, di zaman Krismon ini banyak orang yang memakainya karena harganya jauh lebih murah dari gula biasa. Baca kemasan jajanan anak anda. Kalau mengandung aspartame, siklamat, dan sakarin, berarti itu mengandung pemanis buatan. Meski manis, tapi ada terasa pahit di lidah.
Saya punya 2 keponakan yang sampai menginap di rumah sakit karena radang yang berbahaya akibat sering memakan snack / cemilan anak-anak yang sering diiklankan di TV. Untung saja jiwanya masih bisa diselamatkan.
Jika memang anak anda harus jajan, batasilah sekedar susu, biskuit, wafer, dan coklat. Perhatikan benar agar jajanan tersebut tidak mengandung zat berbahaya seperti di atas.
Jika anak anda memaksa makan mie instan, banyakkan kuahnya sampai hampir penuh. Kemudian bumbunya cukup separuh saja. Karena selain berbahaya anak anda bisa langsung kena diare.
Meski anda sudah berhati-hati, kalau kakek dan neneknya datang juga anda harus hati-hati dan berpesan agar tidak memakan cemilan yang mengandung zat-zat berbahaya.
Di bawah cuplikan artikel tentang makanan yang berbahaya:
Waspadai Si Manis Pemicu Kanker
Contributed by Tabloid Suara Islam, Edisi 05
Friday, 01 September 200
Padahal, menurut penelitian Lembaga Konsumen Jakarta, 50 % dari 60 sampel jajanan anak, diantaranya 25 merk jelly, 8 permen dan 16 minuman, mengandung pemanis buatan dengan konsentrasi tinggi. Bahkan ada yang tidak mencantumkan batas maksimum kandungan pemanis buatan pada produk. Hal ini ditemukan misalnya pada Okky Jelly Drink, Okky Bolo Drink, Happydent White, Yulie Jelly, Donna Jelly, Lotte Juicy Fresh, Vidoran Fresh Drink, Natured Gold, Mariteh Instant.
Picu Kanker dan Leukimia
Aspartam, siklamat dan sakarin adalah beberapa jenis pemanis buatan yang umum dipakai sebagai pengganti gula.
Industri makanan dan minuman memanfaatkan zat-zat ini untuk menekan ongkos produksi. Sebab, rasa manis yang dihasilkannya bisa mencapai 30 – 300 kali gula biasa. Untuk konsumsi rumah tangga zat-zat ini dimanfaatkan untuk diet penderita jantung, diabetes atau menurunkan berat badan. Pemanis buatan ini menjadi pilihan karena tidak mengandung kalori.
Sebenarnya, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah menentukan batas Acceptable Daily Intake (ADI), yaitu jumlah yang boleh dikonsumsi sepanjang hidup. Dr Nurhasan dari tim riset LKJ menemukan, berdasarkan data BPOM, pada November-Desember 2002, penggunaan siklamat sudah mencapai 240 % ADI, sedangkan sakarin 12,2 % ADI. Hal ini jelas menunjukkan tren penggunaan telah over dosis. Persoalan ini sangat mungkin terjadi karena pengguna dan konsumen jarang mengetahui batas aman mengkonsumsi pemanis buatan itu.
Kalau dampaknya hanya menurunkan kadar kalori saja mungkin tak bermasalah, namun jika dapat memicu penyakit mematikan seperti kanker dan leukimia, kita tentu harus waspada. Aspartam telah diteliti European Ramazzini Foundation Oncology and Enviromental, sebuah lembaga riset terkemuka di Italia, pada pertengahan 2005. Dengan dana US $ 1 juta dan menggunakan 1.900 ekor tikus sebagai media percobaan, mereka menemukan ratusan tikus yang telah disuntik aspartam positif terkena kanker mematikan.
Jajanan Anak Bisa Mengundang Bahaya
Menurut penelitian Lembaga Konsumen Jakarta setidaknya terdapat 47 produk makanan anak-anak yang mengandung bahan berbahaya. Beberapa di antaranya merupakan jajajan produk merek terkenal seperti permen Yuppy dan Hore.
Berdasarkan penelitian LKJ, produk-produk tersebut mengandung pemanis buatan. Menurut dr Nurhasan, peneliti senior LKJ, pemanis tiruan yang dibubuhkan pada jajanan anak-anak antara itu antara lain aspartame, siklamat, dan sakarin. Bahan-bahan seperti itu bisa menimbulkan kanker dan gangguan mental. Setidaknya, pemanis tiruan bisa menimbulkan batuk, flu, dan gangguan sirkulasi darah.
Menurut dr Nurhasan, anak-anak yang sensitif terhadap venil alanin yang terkandung dalam pemanis aspartame akan mengalami hiperaktif atau cacat mental. Sementara ini, percobaan konsumsi siklamat dan sakarin untuk binatang menyebabkan kanker.
“Memang makanannya, maksudnya seperti Taro gitu-gitu kan, tapi kan tidak terus-terusan jajan. Paling sehari sekali. Ya dibiarin aja. Jadi, nggak begitu perhatiin juga. Paling kalau sakit dibawa ke puskesmas, nggak boleh makan Chiki dulu,” tutur Arfiah.
MSG Dalam Cemilan Anak-Anak
Gizi.net – Yayasan PIRAC menemukan banyak pengusaha cemilan anak-anak tak mencantumkan adanya MSG dalam kemasannya.Bahaya konsumsi MSG atau monosodium glutamat yang berlebihan masih belum disadari oleh masyarakat luas. Padahal makanan yang mengandung MSG minimum 5 gram dapat memicu penyakit asma. Selain itu berbagai reaksi tubuh dapat muncul setelah mengkonsumsi MSG seperti gatal, mual dan muntah, migrain, gangguan hati serta ketidakmampuan belajar serta depresi.
Pencantuman label MSG dalam kemasan produk-produk tersebut juga tidak luput dari perhatian Yayasan PIRAC dan LKJ. Dari semua produk yang diteliti tujuh produk diantaranya tidak mencantumkan penggunaan MSG didalamnya. Padahal dalam produk tersebut ada kandungan MSG yang cukup tinggi. Ketujuh produk tersebut adalah Taro Snack, Smax, Golden Horn, Chiki, Chitato, Cheetos, dan Anak Mas. Sedangkan yang jelas-jelas mencantumkan penggunaan MSG hanya empat yaitu JETZ, Twistko, Double Decker, dan Twistee Corn.
Kompas CyberMedia
Pilah-pilih Jajanan Anak
Tidak semua jajanan yang dikudap si kecil aman dan sehat. Banyak jajanan yang ternyata tidak baik untuk kesehatan, karena “disisipi” bahan tambahan yang berbahaya. Jajanan seperti apa yang aman untuk dikonsumsi anak?
Pernahkah Anda perhatikan warna kuning, hijau, atau merah menyala pada jajanan yang tengah dikudap buah hati Anda? Sungguh terlihat menggiurkan, bukan? Jika warna-warni meriah tersebut berasal dari pewarna makanan yang baik, tentu tidak menjadi masalah. Persoalan baru muncul, jika warna “indah” itu berasal dari bahan pewarna buatan yang berbahaya. Dampaknya, jelas sangat merugikan, karena bisa memicu berbagai gangguan, mulai keracunan, alergi, sampai kanker. Dan gawatnya, pewarna buatan itu bukan satu-satunya, karena masih ada lagi bahan tambahan makanan lain yang tak kalah berbahayanya.
Sebetulnya, bahan tambahan makanan (food additives) jumlahnya sangat banyak. Menurut konsultan gizi dari RS Internasional Bintaro, Sri Durjati Boedihardjo, MD, MSc., Ph.D bahan tambahan yang berbahaya biasanya berasal dari bahan-bahan kimia yang tidak digunakan sebagaimana mestinya. Beberapa bahan tambahan berbahaya bagi manusia yang biasa digunakan pada jajanan anak antara lain formalin untuk mengawetkan, boraks untuk mengenyalkan, dan pewarna buatan.
MSG Hingga Formalin
Bahan tambahan apa saja yang sering digunakan pada jajanan anak? Salah satunya adalah lain pewarna buatan. “Yang sering digunakan adalah rhodamin B (warna merah) dan methanil yellow (kuning). Padahal, keduanya biasa digunakan sebagai pewarna tekstil,” kata Ndung. “Pewarna alamiah tentu kurang menarik, apalagi untuk jajanan anak-anak.” Padahal, kalau mau, untuk pewarna bisa menggunakan kunyit, misalnya. Konsumsi tinggi bahan pewarna tadi bisa memicu diare, alergi, sampai kanker atau kerusakan ginjal.
Bahan tambahan lain adalah formalin yang sering digunakan sebagai pengawet. Sebetulnya, formalin digunakan untuk membunuh bakteri pembusuk atau untuk mengawetkan jasad mahluk hidup, tapi disalahgunakan untuk mengawetkan makanan. Bila dikonsumsi dalam konsentrasi tinggi, formalin dapat memengaruhi kerja saraf. Jika mau, sebetulnya bisa menggunakan garam atau laos untuk mengawetkan makanan. “Teknik pembuatan atau penyimpanan juga memengaruhi keawetan. Kalau tempat pembuatan steril, otomatis juga akan lebih mengawetkan makanan,” tambah Ndung.
Boraks juga sering digunakan sebagai bahan tambahan. Di beberapa daerah, boraks dikenal dengan sebutan bleng. “Boraks digunakan untuk mengenyalkan atau merenyahkan makanan, misalnya bakso, mi, atau kerupuk. Untuk mi, selain dikasih formalin, terkadang juga diberi semacam cairan lilin agar tidak lengket,” lanjut Ndung.
Bahan tambahan lain yang harus diwaspadai adalah MSG (bumbu penyedap masakan) dan pemanis buatan. “Meski efek MSG berbeda-beda pada setiap anak, tergantung usia, tapi untuk amannya, sebaiknya tidak usah diberi MSG. MSG bisa berdampak ke gangguan di hati, menimbulkan gangguan alergi, depresi, bahkan mengganggu keseimbangan fungsi otak. MSG juga sebaiknya tidak dikonsumsi ibu hamil, karena bisa masuk ke plasenta,” jelas Ndung. Sementara pemanis buatan, pada tingkat tertentu bisa menjadi karsinogen.
PENGAWET MAKANAN
Beberapa zat pengawet yang sering ditambahkan pada produk makanan antara lain.
1. Kalsium benzoat
Bahan pengawet ini dapat menghambat pertumbuhan bakteri penghasil toksin (racun), spora dan bakteri bukan pembusuk. Senyawa ini dapat memengaruhi rasa. Bahan makanan atau minuman yang diberi kalsium benzoat dapat memberikan kesan aroma fenol, yaitu seperti aroma obat cair. Asam benzoat digunakan untuk mengawetkan minuman ringan, minuman anggur, sari buah, sirup, dan ikan asin. Bahan ini bisa memicu terjadinya serangan asma pada penderita asma, serta mereka yang peka terhadap aspirin.
2. Sulfur dioksida
Bahan pengawet ini banyak ditambahkan pada sari buah, buah kering, kacang kering, sirup dan acar. Meski bermanfaat, penambahan bahan pengawet tersebut berisiko menyebabkan perlukaan pada lambung, mempercepat serangan asma, memicu alergi, serta menyebabkan kanker.
3. Kalium asetat
Bahan pengawet ini biasanya ditambahkan pada makanan yang asam. Kalium asetat tidak aman karena bisa menyebabkan rusaknya ginjal.
4. Asam sorbat
Beberapa produk beraroma jeruk, berbahan keju, salad, dan produk minuman kerap ditambahi asam sorbat. Meski aman dalam konsentrasi tinggi, bahan pengawet ini bisa membuat perlukaan di kulit.
Banyak Cemilan Anak-Anak Tak Cantumkan Adanya Kandungan MSG
31 Juli 2003
TEMPO Interaktif, Jakarta:PIRAC menemukan banyak pengusaha cemilan anak-anak tak mencantumkan adanya MSG dalam kemasannya.
http//www.syiarislam.wordpres.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar